BERPIKIR DIAKRONIK DAN SINKRONIK DALAM SEJARAH

Konten [Tampil]

 



1.  Pengertian Sejarah

Sejarah sering dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan masa lampau. Kata sejarah berasal dari syajaratun yang berarti pohon. Sejarah diumpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah = history yang berarti masa lampau, dalam bahasa Jerman sejarah = geschicht berarti sesuatu yang telah terjadi.

History berasal dari bahasa Yunani kuno historia, yang berarti belajar dengan cara bertanya. Menurut Aristoteles history, pertelaan sistematis mengenai seperangkat alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya. Sedangkan Historia diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala–gejala alam dalam urutan kronologis.

Beberapa ahli memberikan definisi atau pengertian sejarah, diantaranya:

1)       Herodotus, sebagai bapak sejarah (484–425), menyatakan bahwa sejarah tidak berkembang kearah masa depan dengan tujuan pasti, bergerak seperti lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.

2)  Francis Bacon. Sejarah mempelajari hal–hal yang berkisar dalam waktu dan tempat dengan menggunakan ingatan sebagai instrumen insensial.

3) Vico. Sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia

4) Ibn Khaldun (1332–1406), mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.

5) Edward Harlott Carr. Sejarah adalah proses interaksi antara sejarawan dengan fakta–fakta yang ada padanya, suatu dialog tiada henti–hentinya antara masa sekarang dengan masa silam.

6)  Sir Charles Fith. Sejarah merupakan rekaman kehidupan manusia.

7)  Sartono Kartodirjo. Sejarah dibatasi oleh dua pengertian, yaitu sejarah dalam arti subjektif dan sejarah dalam arti objektif. Dalam arti subjektif, adalah bentuk yang disusun oleh penulis sebagai sebagai suatu uraian atau cerita. Dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa sejarah itu sendiri, terlepas dari unsur – unsur subjektif penulisnya.

8) Kuntowijoyo. Sejarah memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu, membicarakan dalam rentang waktu. Sejarah bersifat ideografis, karena sejarah selalu menggambarkan, menceritakan, dan memaparkan sesuatu. Sejarah bersifat unik, karena peristiwa sejarah hanya terjadi pada saat dan waktu tertentu, tidak terulang lagi dan hanya sekali terjadi. Sejarah juga bersifat empiris, artinya sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sebenarnya.

9) R. Moh. Ali menyimpulkan pengertian sejarah sebagai berikut:

a. Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian di masa lampau.

b.  Sejarah yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan manusia, yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam kehidupan manusia.

c.  Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur dan rapi).

1.  Zaman Pra-aksara

Sebelum mengenali tahapan-tahapan atau pembabakanperkembangan kehidupan dan kebudayaan zaman pra-aksara,perlu kamu ketahui lebih dalam apa yang dimaksud zaman pra-aksara. Pra-aksara adalah istilah baru untuk menggantikan istilahprasejarah. Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenaltulisan adalah kurang tepat. Praberarti sebelum dan sejarah adalahsejarah sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam

kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yangdinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah pra-aksara untuk menggantikan istilah prasejarah.

Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni prayang berarti sebelum dan aksarayang berarti tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilahnirleka. Nirberarti tanpa dan lekaberarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaanmanusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Kapan waktu dimulainya zaman pra-aksara? Kapan zaman pra-aksara itu berakhir? Zaman pra-aksara dimulaisudah tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa pra-aksara. Zaman pra-aksara berakhir setelah manusianya mulai mengenal tulisan. Pertanyaan yang sulit untuk dijawab adalahkapan tepatnya manusia itu mulai ada di bumi ini sebagai pertandadimulainya zaman pra-aksara?.

Sampai sekarang para ahli belumdapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulaiada manusia di muka bumi ini. Tetapi yang jelas untuk menjawab pertanyaan itu kamu perlu memahami kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi yang rentang waktunya sangat panjang. Bumi yang kita huni sekarang 

diperkirakan mulai terjadi sekitar 2.500 juta tahun yang lalu.

1.  Berpikir Diakronis

Sejarah bersifat diakronik berarti memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B. Sejarah akan diceritakan secara kronologis waktunya. Sejarah bersifat diakronik digunakan untuk menceritakan kronologis suatu peristiwa di satu tempat.

Contoh Konsep Berpikir Diakronis

Kronologi Pertempuran Ambarawa (20 Oktober – 15 Desember 1945)

1.   Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.

2.    Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.

3.    Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945.

4.    Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.

5.    Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.


2.     Berpikir Sinkronis

Cara berpikir sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Cara berpikir ini menganalisa suatu

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama